Dalam laporan keuangan balance sheet kita akan menemukan asset lancar (Current Asset) dan asset tidak lancar(Non Current Asset). Begitu juga dalam kewajiban (liablilities) akan dibedakan kewajiban lancar(current liabilities) dan kewajiban tidak lancar(Non current liabilities). Mengapa kita perlu memisahkan antara aset lancar dengan aset tidak lancar dan juga kewajiban lancar dan kewajiban tidak lancar ?
Aset lancar atau Current Asset adalah aset yang dapat kita gunakan dalam periode akuntansi saat ini.
Kewajiban lancar adalah kewajiban yang harus kita bayarkan dalam periode akuntansi saat ini.
Dengan pengertian ini kita perlu membandingkan antara aset lancar dengan kewajiban lancar. Jika aset lancar lebih besar dari kewajiban lancar maka berarti perusahaan kita memiliki kinerja keuangan yang cukup untuk membayar utang-utang yang harus dibayar dalam periode akuntansi ini. Dengan pengertian inilah maka muncullah current ratio yang merupakan perbandingan antara aset lancar dengan kewajiban lancar.
Secara matematis :
Current Ratio = Current Assets/Current Liabilities = Aset lancar/Kewajiban lancar.
Secara umum jika Current Ratio>1, maka perusahaan cukup sehat untuk membayar kewajiban-kewajibannya. Tetapi kalau nilai Current Ratio terlalu tinggi ada kemungkinan perusahaan kurang bisa memanfaatkan asetnya secara maksimal.
Perusahaan harus melakukan benchmarking Current Ratio dengan perusahaan-perusahaan dengan industri yang sama. Ini penting untuk membandingkan kinerja perusahaannya dibandingkan dengan perusahaan lain pada industri yang sama.
Tentu saja kita harus berhati-hati dalam menilai curret asset ini karena bisa saja inventory perusahaan yang terdaftar sebagai current asset sulit untuk segera dijadikan cash. Atau bisa juga dimanipulasi dengan membayar semua tagihan sebelum current ratio dihitung, padahal masih banyak yang harus dibayarkan yang belum dicatat.
Kunjungi www.proweb.co.id untuk menambah wawasan anda.