Aset yang telah dibeli perusahaan akan digunakan untuk tahun-tahun berikutnya. Kemungkinan tingkat produktivitas yang dihasilkan dari aset ini adalah sama untuk setiap tahunnya. Jika kita menganggap tingkat produktivitas aset ini sama untuk tiap tahunnya, maka kita akan mengalokasikan biaya penyusutan secara merata dalam tahun-tahun ke depan. Pengalokasian biaya penyusutan yang merata untuk tahun-tahun mendatang inilah yang disebut penyusutan metode garis lurus atau yang dikenal dengan straight-line depreciation.
Secara matematika, persamaan untuk penyusutan metode garis lurus adalah
Beban Penyusutan=(Biaya perolehan – Nilai Akhir) / Usia ekonomis.
Sebagai contoh tanggal 1 januari pembelian mesin 110 juta dan akan dipakai selama 5 tahun.
Setelah 5 tahun nilai akhirnya 10 juta.
Maka penyusutan per tahunnya : (110-10)/5 = 20 juta.
Akhir tahun 1:
Biaya penyusutan 20 juta. Nilai buku = 110 – 20 = 90 juta.
Akhir tahun 2:
Biaya penyusutan 20 juta. Nilai buku = 90 – 20 = 70 juta.
Akhir tahun 3:
Biaya penyusutan 20 juta. Nilai buku = 70 – 20 = 50 juta.
Akhir tahun 4:
Biaya penyusutan 20 juta. Nilai buku = 50 – 20 = 30 juta.
Akhir tahun 5:
Biaya penyusutan 20 juta. Nilai buku = 30 – 20 = 10 juta.
Pada akhir tahun ke 5 ini nilai pasar mungkin bukan 10 juta, bisa lebih atau bisa kurang. Jika ternyata lebih, kita tidak perlu membuat penyesuaian nilai aset ini. Jika nilai pasar ternyata jauh di bawah 10 juta, kita perlu membuat penyesuaian nilai aset ini supaya balance sheet memberikan informasi yang lebih akurat.
Kunjungi www.proweb.co.id untuk menambah wawasan anda.