Perusahaan membeli tanah untuk membangun pabrik. Dari pabrik ini menghasilkan barang-barang yang kemudian dijual kepada pelanggan-pelanggannya. Atau perusahaan membeli sebuah tempat yang strategis, dan pada tempat yang strategis ini perusahaan membangun jalur distribusi untuk penjualan produk-produknya.
Dari paragraf di atas terlihat bahwa perusahaan membeli aset-aset dengan harapan untuk dapat meningkatkan penjualan. Perusahaan tentu berharap bahwa peningkatan penjualan ini melebihi dari peningkatan pembelian aset-asetnya. Dengan harapan inilah kita ingin menganalisa kemampuan aset dalam menghasilkan penjualan. Dari sinilah kemudian muncul analisa Fixed Asset Turnover.
Secara matematika,
Fixed Asset Turnover = Net Sales / Average Net Fixed Asset.
Net Sales di sini berarti juga Operating Revenues.
Nilai Net Fixed Asset ini merupakan nilai bersih Asset yaitu pembelian dikurangi akumulasi depresiasi. Average Net Fixed Asset ini adalah nilai rata-rata Net Fixed Asset yang berarti Net Fixed Asset saat permulaan periode akuntansi ditambah Net Fixed Asset saat akhir periode akuntansi dibagi dua.
Secara umum makin tinggi Fixed Asset Turnover berarti kinerja perusahaan semakin baik. Untuk benchmark kita dapat membandingkan nilai Fixed Asset Turnover dari beberapa tahun dan juga membandingkan dengan pesaing-pesaing pada industri yang sama.
Meskipun demikian kita perlu melihat fakta-fakta lain terkait dengan nilai Fixed Asset Turnover Ratio.
Jika nilai akumulasi depresiasi tinggi, maka Net Fixed Asset rendah sehingga Fixes Asset Turnover akan bernilai tinggi.
Sebaliknya jika perusahaan memulai awal ekspansi maka nilai Net Fixed Asset tinggi dan nilai Fixed Asset Turnover akan rendah.
Kunjungi www.proweb.co.id untuk menambah wawasan anda.