Tingkat persaingan dalam berbisnis membuat perusahaan harus bijaksana dalam menerapkan harga. Perusahaan kadang memberikan harga yang cukup tinggi untuk suatu waktu tertentu, di daerah tertentu untuk mendapatkan margin yang tinggi. Kadang-kadang perusahaan memberikan harga rendah dengan memberikan diskon tinggi untuk merangsang volume penjualan. Selain itu perusahaan juga memberikan harga berbeda per unit untuk jumlah kuantitas yang berbeda-beda.
Keadaan demikian juga mempengaruhi pembelian. Ada saat perusahaan membeli barang dagang atau bahan baku dengan harga cukup tinggi, kadang juga perusahaan membeli barang dagang atau bahan baku dengan harga cukup rendah.
Terkait dengan system inventory perpetual yang dibicarakan sebelumnya, maka penentuan COGS (Cost of Goods Sold) akan menimbulkan pertanyaan, harga pembelian manakah yang akan digunakan untuk COGS (Cost of Good Solds) ?
Terkait pertanyaan di atas, metode costing untuk inventory ada empat metode yaitu
- Specific Identification
Pada perhitungan costing inventory dengan Specific Identification ini setiap item diidentifikasi. Setiap barang memiliki harga jual memiliki harha dan COGS sendiri. Contoh adalah dealer mobil, sama-sama Avanza tetapi masing-masing memiliki harga dan COGS sendiri.
- FIFO (First In First Out)
Pada FIFO ini perhitungan COGS dilakukan dengan prinsip First In First Out.
- LIFO (Last In First Out)
Pada LIFO ini perhitungan COGS dilakukan dengan prinsip Last In First Out.
- Average
Pada metode average, harga per item dirata-rata.
Perbedaan cara penghitungan ini akan membuat hasil yang berbeda pada laporan keuangan Income Statement pada COGS dan Balance Sheet pada Ending Inventory.
Secara umum FIFO dan Average banyak digunakan. Perhitungan paling mudah dan wajar adalah metode average.
Kunjungi www.proweb.co.id untuk menambah wawasan anda.