Dalam mengembangkan bisnisnya, perusahaan mungkin tidak memiliki dana segar untuk membiayai perluasan bisnis. Perusahaan kemudian mengajukan pinjaman kepada pihak ketiga. Dalam meminjam tentu kita harus mengembalikan baik dengan cicilan maupun dengan membayar sekaligus dalam waktu yang disepakati. Kewajiban membayar inilah yang disebut liability atau kewajiban. Ketika terjadi peminjaman maka yang dicatat pertama kali adalah jumlah total yang dipinjam. Bunga tidak dimasukkan dalam catatan peminjaman.
Dalam perjalanannya waktu, dengan pembayaran cicilan maka ada suatu kewajiban pembayaran cicilan yang akan dibayar pada periode akuntansi tersebut. Jumlah pembayaran cicilan dan bunganya ini kemudian dicatat sebagai current liabilities atau kewajiban jangka pendek. Dan tentu saja kewajiban yang belum jatuh tempo dalam periode akuntansi ini disebut noncurrent liabilities atau kewajiban jangka panjang.
Eksekutif perusahaan harus memperhatikan current liabilities atau kewajiban jangka pendek karena inilah yang harus dibayarkan secara cepat. Kegagalan pembayaran jangka pendek bisa menyebabkan aset perusahaan disita untuk dijual dan melunasi hutang-hutangnya dan tentu kita tidak mau terjadi seperti ini.
Eksekutif harus membandingkan aset lanncar dengan kewajiban jangka pendek. Pastikan aset lancar dapat digunakan untuk membayar kewajiban jangka pendek. Perusahaan harus membandingkan aset lancar dengan kewajiban jangka pendek. Perbandingan ini disebut dengan Rasio lancar atau Current Ratio .
Perusahaan juga mengenal working capital. Working Capital ini merupakan selisih antara aset lancar dengan kewajiban jangkan pendek atau secara matematika:
working capital = current assets – current liabilities. Perusahaan harus memiliki working capital untuk dapat terus berkembang dan melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya.
Kunjungi www.proweb.co.id untuk menambah wawasan anda.