Perusahaan akan dapat berjalan dan bertumbuh jika mempunyai sumber pendanaan yang cukup untuk kegiatan perushaan. Sumber utama pembiayaan dari perusahaan sehat adalah arus kas yang didapatkan dari keuntungan opersional perusahaan. Perusahaan bisa untuk untung jika menjual barang atau jasa melebihi biaya untuk mendapatkan atau memproduksi barang dan jasa tersebut. Untuk bisa tahu apakah barang dijual atau rugi kita tentu harus tahu biaya untuk mendapatkan atau memproduksi satu barang tersebut. Untuk itulah kita perlu mengetahui unit cost dari setiap barang yang dijual.

Berkaitan dengan inventory kita harus mengetahui berapa biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan setiap barangnya. Inilah yang disebut unit cost. 

Unit cost pertama kali diketahui dari tagihan dari pemasok. Jika ada pengurangan tagihan maka akan mengurangi unit cost. Kemudian barang dikirim dari pemasok ke perusahaan kita dan mungkin ada tagihan biaya pengiriman. Biaya pengiriman ini dapat ditambahkan ke dalam unit cost. Mungkin ada biaya tambahan seperti pengecekan barang, biaya impor dan seterusnya. Biaya-biaya ini juga bisa ditambahkan dalam unit cost. Kemudian muncul pertanyaan sampai kapan kita akan menambahkan unit cost ini ?

Kita harus menghentikan penambahan unit cost ini setelah barang siap dijual atau siap digunakan untuk proses produksi.

Biaya pengiriman ke pelanggan, biaya pemasaran dan lain-lain terjadi setelah barang siap digunakan. Oleh karena itu biaya-biaya ini tidak boleh dimasukkan dalam unit cost. Biaya-biaya ini harus dimasukkan dalam biaya yang lain misalnya Biaya pemasaran, Biaya administrasi dan lain sebagainya.

Untuk keperluan kepraktisan pembukuan, yang dicatat sebagai unit cost adalah tagihan pembelian. Biaya-biaya lain yang terjadi dimasukkan dalam biaya yang lain misalnya Biaya Pengiriman dan Handling Goods. Ini bisa dilakukan jika biaya-biaya tersebut relatif kecil dibandingkan total tagihan dari barang yang dikirim dan dihandle.

Kunjungi www.proweb.co.id untuk menambah wawasan anda.

Menentukan unit cost barang