Activity Based Costing atau ABC merupakan pengembangan lebih lanjut dalam perhitungan biaya produksi. Activity Based Costing ini sangat bermanfaat dalam penentuan biaya dan harga jual per unit untuk proses produksi yang menghasilkan lebih dari satu produk.
Perusahaan tentu memiliki lebih dari satu produk atau paling tidak lebih dari satu variant produk katakanlan produk memiliki produk A, produk B dan produk C. Perhitungan barang langsung dan tenaga kerja langsung sepertinya mudah dalam menentukan kontribusi biaya per unitnya, tetapi bagaimana dengan alokasi yang berasal dari overhead ?
Tradisional Costing:
- Dalam perhitungan tradisional kita akan menentukan suatu standar alokasi misalnya jam yang digunakan oleh mesin. Dari jam tersebut kita kemudian menentukan alokasi overhead berdasarkan waktu yang digunakan oleh masing-masing produk tersebut. Dari sini kemudian kita dapat menentukan alokasi overhead per unit untuk masing-masing produk.
- Pada setiap produk kita kemudian melakukan perhitungan biaya langsung per unit dan perhitungan overhead per unitnya. Kita kemudian menambahkan suatu margin dalam % tertentu yang sama untuk menentukan harga jual per produknya. Dengan cara ini kita kemudian mempunyai harga jual produk A, produk B dan produk C.
- Kemudian ternyata kita mendapatkan kenyataan bahwa produk A dan produk B sulit dijual. Kemudian produk C yang dijual dengan harga paling mahal malah laris manis. Kemudian bagian akuntansi memeriksa kembali mengenai costing yang dilakukan.
Activity Based Costing:
- Bagian akuntansi biaya kemudian mendetailkan alokasi overhead ke aktivitas-aktivitas yang lebih detail misalnya
a. Mesin Pabrik
b. Setup
c. Pembelian
d. Material Handling
e. Quality Control
f. Penepakan dan pengiriman
g. Fasilitas pabrik
- Pada setiap aktivitas di atas, dihitung alokasi biaya masing-masing produk sesuai sumber daya yang digunakan oleh masing-masing produk. Pada setiap aktivitas akan dihasilkan kontribusi aktivitas terhadap unit cost pada setiap produk
- Pada setiap produk, kita akan menjumlahkan unit cost pada masing-masing aktivitas dan menghasilkan overhead cost per unitnya.
Pada setiap produk, kita akan menjumlahkan overhead cost per unit ini + unit cost biaya langsung dan menghasilkan unit cost per produknya.
- Dengan demikian kita memiliki perhitungan yang lebih detail unit cost per produknya. Kita memiliki unit cost produk A, unit cost produk B dan unit cost produk C. Dengan menambah markin tertentu misalnya 20% kita kemudian dapat menentukan harga jual produk A, harga jual produk B, dan harga jual produk C dengan harga yang menguntungkan dan kompetitif karena perhitungan biayanya lebih akurat.
- Dalam kasus ini mungkin saja : Produk A dan produk B lebih mahal perhitungan costnya pada Tradisional Costing. Produk C lebih murah perhitungan biayanya pada Tradisional Costing. Jika ini yang terjadi maka kita harus menurunkan harga jual produk A, menurunkan harga jual produk B dan menaikkan harga jual produk C dan kebijakan baru ini tetap profit dan kompetitif.
Dengan menggunakan Activity Based Costing atau ABC Costing maka kita dapat menentukan unit cost dengan lebih akurat. Dengan keakuratan yang tinggi kita dapat menentukan harga jual yang kompetitif dan tetap untung. Tanpa unit cost yang akurat maka produk kita akan terlalu mahal sehingga susah dijual, atau terlalu murah tetapi menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
Kunjungi www.proweb.co.id untuk menambah wawasan anda.