Dalam mengelola sumber daya perusahaan, para manajer sering bertemu dengan pertimbangan apakah perlu membeli suatu aset atau tidak. Misalnya perlu membeli meja kerja, apakah perlu membeli laptop baru, apakah perlu membeli aplikasi baru.

Untuk menentukan keputusan membeli atau tidaknya, biasanya para manajer melakukan pendekatan cost-benefit.

Dengan biaya yang dikeluarkan, berapakah manfaat yang didapatkan. Misal membeli meja kerja 1 juta untuk seorang team sales, jika sales kemungkinan memberikan keuntungan kepada perusahaan 5 juta/bulan maka dengan mudah para manajer memutuskan membeli meja.

Apakah perlu membeli laptop baru seharga 4 juta untuk designer, jika dengan laptop baru ini designer bisa merancang konsep konsep disain yang eye catching dan menambah penjualan 10 juta per bulan maka manajer dengan mudah menyetujui pembelian laptop ini.

Kemudian perlukah membeli software ERP sebesar 100 juta, jika program ini memberikan informasi akurat sehingga kita bisa mengambil keputusan cepat, maka dengan berkorban 100 juta kita bisa menghemat pengeluaran 1 Milyar maka pembelian aplikasi sebesar 100 juta ini dengan mudah diputuskan.

Jika kita balik kepada diri sebagai penjual, kita dapat menemukan prinsip if value exceed price, people buy. Jika manfaat yang dijual duatu produk atau jasa melebihi harganya, orang pasti beli.

Melihat analisa di atas, kita harus merancang suatu produk atau jasa di mana manfaat yang dirasakan pelanggan melebihi dari harga yang ditawarkan oleh jasa atau produk itu. Itu sebabnya kita harus terus berinovasi memberikan nilai tambah kepada produk kita.

Kunjungi www.proweb.co.id untuk menambah wawasan anda.

Pendekatan Cost-Benefit