Melanjutkan artikel sebelumnya berhubungan dengan perencanaan training maka pada tahap kedua adalah memastikan karyawan menerima training. Kesiapan dalam menerima training berarti karyawan memiliki keinginan mendapatkan training, memiliki kemampuan yang diperlukan sebelumnya dalam menerima training, mengerti manfaat training sehingga dapat fokus dalam menerima training atau pelatihan.
Manajemen harus dapat menyampaikan dengan baik mengenai perlunya training ini bagi perusahaan dan juga bagi karyawan yang menerima training. Jangan sampai ada semacam pengertian bahwa karyawan yang ditraining adalah karyawan yang kinerjanya kurang. Akan lebih baik lagi jika training ini memang sudah dirancang dengan baik dengan sehingga pada saat pertama kali masukpun karyawan sudah mengetahui bahwa ada budaya training di dalam perusahaan tersebut.
Manajemen harus memastikan bahwa peserta training memiliki keahlian yang diperlukan untuk menerima training. Biasanya ada training yang bersifat dasar, intermediate dan advance. Peserta training intermediate harus memiliki skill minimal skill dasar, peserta training advance harus memiliki skill setingkat intermediate demikian seterusnya.
Training akan berjalan dengan efektif jika karyawan memiliki motivasi tinggi untuk mendapatkan keahlian yang akan didapatkan di dalam training dan peserta training juga memiliki keinginan tinggi untuk menerapkan hasil training ke dalam lingkungan pekerjaan sehari-hari. Akan lebih baik lagi jika ada relasi antara training dengan kesempatan berkarir maupun kesempatan mendapat tunjangan-tunjangan yang lain.
Tentu saja perusahaan harus juga menciptkan lingkungan yang nyaman dalam penerapan training. Supervisor yang ditraining mengenai leadership harus memiliki staf untuk dipimpin. Staf bagian teknik yang ditraining mengenai mesin-mesin pabrik juga harus bisa menerapkan training ke dalam mesin-mesin pabrik yang ada di perusahaan.
Kunjungi www.proweb.co.id untuk menambah wawasan anda.