Pada artikel sebelumnya kita telah membahas bahwa gudang produksi menerima Total Manufacturing Costs (Bahan baku + Tenaga kerja + Overhead) kemudian mengeluarkan barang jadi dan masuk ke Gudang Finished Goods atau gudang barang jadi. Nilai transfer dari barang WIP ke FG ini kemudian kita kenal sebagai Cost of goods manufactured. Nilai Cost of goods manufactured dari ini kemudian menambahkan nilai Finished Goods sebesar nilainya yaitu Cost of goods manufactured.

Aktifitas pada gudang Finished Goods (FG) atau gudang barang jadi adalah menerima barang jadi dari gudang produksi dan mengeluarkan barang jadi untuk dijual ke pelanggan. Dengan demikan barang FG atau barang jadi masuk gudang FG dan keluar dari gudang FG. Pada akhir periode mungkin tidak semua barang terjual. Pada akhir periode mungkin ada Saldo dari FG. Saldo FG pada akhir periode ini kemudian akan menjadi saldo awal FG pada periode berikutnya.

Misal saldo awal FG pada awal periode adalah 25 juta. Pada artikel sebelumnya kita telah membahas bahwa ada barang jadi yang dpindahkan dari gudang produksi ke gudang FG pada periode tersebut sebesar 195 juta yang merupakan Cost of goods manufactured. Dengan demikian maka FG yang tersedia pada periode tersebut adalah Saldo awal FG + Cost of goods manufactured = 25 juta + 195 juta = 220 juta rupiah.
Misalkan saldo FG pada akhir periode sebesar 15 juta maka berarti telah terjadi penjualan barang dengan HPP/COGS sebesar 220 juta – 15 juta = 205 juta. Inilah perhitungan dari COGS atau Cost of Goods Sold.
Jika pada perhitungan Total Manufacturing Cost ada informasi Underapplied Overhead, maka di sini ditambahkan Underapplied Overhead tersebut.
Jika pada perhitungan Total Manufacturing Cost ada informasi Overapplied Overhead, maka di sini dikurangkan Overapplied Overhead tersebut.

COGS ini kemudian dibawa ke Income Statement seperti dijelaskan pada artikel http://www.proweb.co.id/articles/mgacc/cogs_income_statement.html .

Kunjungi www.proweb.co.id untuk menambah wawasan anda.

Menghitung Cost of Goods Sold (COGS)