Dalam mengerjakan proses produksi, karyawan produksi ada kalanya bekerja melebihi jam kerjanya untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Kegiatan ini disebut lembur atau overtime premium. Biaya tenaga kerja overtime atau lembur biasanya melebihi biaya normalnya misalnya biaya lembur adalah 1,5 kali biaya tenaga kerja normal.

Misal seorang dibayar per jam sebesar 25.000 rupiah. Waktu kerja 8 jam per hari. Jika karyawan tersebut bekerja selama 10 jam pada hari itu maka berarti dia bekerja 8 jam normal dan 2 jam lembur.
Perhitungan biayanya:

Tenaga kerja langsung: 10 x 25.000 250.000
Overhead overtime: 2 x 1/2 x 25.000 25.000
  Total 275.000

Di sisi lain ada waktu kosong karena listrik mati atau mesin mengalami gangguan. Kejadian ini disebut idle time.

Untuk membuat costing yang akurat kita harus membuat pembukuan akuntansi yang benar pada overtime/lembur dan waktu kosong atau idle time ini.
Misal karena ada gangguan mesin mati selama 1 jam maka berarti karyawan tersebut bekerja normal 7 jam, dan tidak mengerjakan apa-apa selama 1 jam. Pembukuan untuk waktu kosong atau idle time ini:

Tenaga kerja langsung: 7 x 25.000 175.000
Overhead idle time: 1 x 25.000 25.000
  Total 200.000

Dengan melakukan pembukuan ini kita dapat melihat produktivitas karyawan. Berapa banyak tenaga kerja langsung yang disalurkan dari komponen gaji, berapa banyak yang masuk ke overhead overtime dan berapa yang disalurkan ke overhead idle time. Jika banyak yang disalurkan ke overhead overtime kita mungkin perlu menambah tenaga kerja dan membuat shift kerja sehingga tidak ada tambahan biaya overtime.
Jika banyak yang disalurkan ke overhead idle time maka perlu melakukan investigasi mengapa waktu kosong pekerja banyak sekali. Dan setelah melakukan investigasi kita perlu membuat langkah-langkah agar karyawan lebih produktif lagi.

Kunjungi www.proweb.co.id untuk menambah wawasan anda.

Akuntansi lembur dan waktu kosong