Dalam teori perancangan database yang biasa diajarkan di kampus-kampus adalah normalisasi. Pada perancangan menggunakan normalisasi ini kita akan merancang semua hal ke dalam satu tabel, kemudian kita pecah ke tabel-tabel lain sampai tidak terjadi anomaly create, anomaly update maupun anomaly delete.
Tetapi perancangan dengan cara normalisasi ini kadang tidak menghasilkan rancangan yang mudah digunakan. Oleh karena perlu ada cara lain agar perancangan database agar programmer mudah membuat programnnya dan mengimplementasikannya. Jika programmer mudah membuat programnya dan mudah menimplementasikannya, maka pengguna memiliki kemungkinan mudah menggunakannya.
Kemudian berkembanglah perancangan database dengan semantic data modelling. Berkaitan pada SIA (Sistem Informasi Akuntansi) yang akan kita kembangkan menggunakan teknik perancangan semantic data modelling ini maka programmer harus mengerti proses bisnis dan kemudian merancang tabel-tabel sesuai dengan proses bisnis tersebut.
Jadi pada semantic data model ini programmer akan membuat modelling atau abstraksi dari apa yang terjadi di dunia nyata ke dalam tabel-tabel di database. Dengan situasi ini programmer tidak hanya dituntut mempelajari teknik pemrograman, tetapi harus mempelajari proses bisnis.
Berkaitan dengan SIA (Sistem Informasi Akuntansi) programmer harus memahami proses bisnis akuntansi, tidak bisa hanya mengandalkan informasi dari seorang akuntan. Di sini programmer harus belajar otodidak atau mengikuti kursus akuntansi sehingga rancangan tabel yang ia buat akan akurat sehingga tidak banyak melakukan tambal sulam perancangan database.
Kunjungi www.proweb.co.id untuk menambah wawasan anda.