Dalam praktek B2B atau transaksi dari bisnis ke bisnis sangat jarang dilakukan penjualan langsung. Para pelaku bisnis to bisnis atau B2B biasanya saling memberikan kepercayaan satu dengan yang lain. Dengan demikian maka pelaku bisnis akan menjalankan proses bisnis penjualan dengan pemesanan penjualan, pengiriman barang, pengiriman tagihan dan penerimaan pembayaran. Dengan demikian maka kapan revenue atau pendapatan ini akan diakui dan dicatat ?
Dalam kasus ini maka pengakuan pendapatan dicatat pada saat barang dikirimkan. Secara konsep maka pada saat pengiriman barang ini dapat dicatat debit pada piutang dan credit pada pendapatan. Atau kalau menggunakan istilah bahasa Inggris maka kita akan membukukan debit pada Account Receivable dan credit pada Revenue dalam pembukuan akuntansi.
Beberapa minggu kemudian pelanggan membayar dan pembukuan akuntansi akan mencatat debit pada pembayaran dan credit pada piutang. Secara singkat kita menyebut transaksi ini sebagai kas pada piutang. Dalam bahasa Inggrisnya cash on account receivables.
Bagaimana jika ada PPN keluaran saat pembayaran ? Jika ada PPN keluaran maka akan ada tambahan transaksi kas pada hutang PPN. Di sini kita akan membukukan debit pada penerimaan kas dan hutang PPN pada creditnya.
Bagaimana jika ada pemotongan PPH 23. Jika ada pemotongan PPH 23 maka kita akan membukukan debit pada Beban PPH 23 dan kredit pada Account Receivables. Pada suatu kurun pajak maka pembayaran PPH dapat dikurangkan dengan pemotongan-pemotongan PPH 23 ini.
Kunjungi www.proweb.co.id untuk menambah wawasan anda.