Dalam menjalankan aktivitas bisnisnya, perusahaan membeli berbagai barang ataupun layanan yang tidak langsung digunakan ataupun melalui penggunaan yang bertahap. Sesuai dengan expense matching principle maka pembebanan tidak langsung dilakukan pada saat pembayaran.
Pada perusahaan dagang mungkin akan membeli barang secara tunai kemudian dimasukkan ke gudang beberapa lama sebelum dijual. Pada saat pembelian langsung tunai ini tentu kita akan memasukkan transaksi debit pada aset inventory dan credit pada kas. Kemudian pada saat terjual maka baru ada pembebanan mengenai harga pokok penjualan atau cogs (cost of goods sold) dimana transaksinya adalah debit pada cogs dan credit pada inventory atau secara singkat kita menyatakan cogs pada inventory.
Perusahaan mungkin menyewa suatu lahan selama setahun dan dibayar di muka. Pada transaksi ini maka tidak langsung dibebankan seluruhnya tetapi akan dibebankan setiap bulan. Pada saat terjadinya transaksi pembayaran maka kita mencatat debit pada aset beban dibayar dimuka dan credit pada aset kas. Kemudian tiap bulan kita akan mencatat pembukuan debit pada beban sewa dan credit pada beban dibayar di muka.
Kemudian ada juga pembelian alat-alat kantor misalnya kertas. Pada saat pembayaran kertas maka akan dicatat aset barang kantor pada kas. Kemudian tiap bulan akan dicek pemakaian kertas tersebut. Pemakaian kertas ini akan dicatat sebagai beban yaitu debit pada beban perlengkapan kantor dan credit pada aset kantor
Demikian contoh-contoh pembebanan pada pembukuan akuntansi di mana pembayaran kas dilakukan terlebih dahulu sebelum pembukuan pembebanan.
Kunjungi www.proweb.co.id untuk menambah wawasan anda.