Pada artikel sebelumnya kita telah membahas mengenai manufacturing overhead. Pada bagian akhir artikel tersebut disebutkan bahwa overtime premium dan idle time juga termasuk dalam manufacturing overhead. Secara singkat overtime prime ini kita bisa mengerti pada saat lembur sedangkan idle time adalah pada saat tidak terjadi aktivitas misalnya karena ada kerusakan peralatan.

Baiklah kita menjelaskan lebih setail mengenai overtime premium dan idle time

  1. Overtime premium
    Misal seorang pekerja dibayar 8 jam perhari dengan tarif 30 ribu/per jam. Kemudian jika dia lembur maka dibayar 45 ribu/per jam.
    Jika dia bekerja selama 10 jam maka pembukuannya adalah
    Direct labor cost = 10 x Rp 30.000 = Rp. 300.000
    Overhead untuk overtime premium = 2 x Rp 15.000 = Rp 30.000
    Total pengeluaran untuk pekerja ini: Rp 300.000 + Rp 30.000 = Rp 330.000

    Overtime premium ini dijadikan overhead karena terjadi secara random sehingga tidak fair kalau overtime premium ini hanya dibebankan pada job/batch yang bersangkutan.
  2. Idle time
    Andaikata mesin rusak sehingga pekerja tersebut hanya bekerja selama 5 jam maka pembukuannya
    Direct labor cost = 5 x Rp 30.000 = Rp 150.000
    Overhead untuk idle time = 3 x Rp 30.000 = Rp 90.000
    Total pengeluaran untuk pekerja ini = Rp 150.000 + 90.000 = Rp 240.000

    Beban idle time ini terjadi random sehingga tidak fair jika dibebankan kepada job/bacth tertentu. Dengan demikian maka idle time ini akan dibukukan ke dalam manufacturing overhead.

Kunjungi www.proweb.co.id untuk menambah wawasan anda.

Pengertian overtime premium dan idle time

Odoo ERP merupakan aplikasi lengkap untuk otomatisasi proses bisnis perusahaan anda.
Jika anda tertarik dengan Odoo ERP silahkan mengisi form di bawah ini

× Ada yang dapat saya bantu ? Available on SundayMondayTuesdayWednesdayThursdayFridaySaturday