Kita memahami bahwa sunk berarti tenggelam, dengan demikian kita sedikit memahami bahwa sunk cost adalah biaya yang sudah tenggelam dan tidak punya dampak dalam produktifitas di masa datang. Pada sunk cost ini merupakan biaya masa lalu yang sudah tidak terjadi dan secara ekonomis tidak layak dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
Sebagai contoh adalah pembelian mesin pabrik yang mahal dengan garansi setahun. Setelah setahun ternyata rusak karena salah pengoperasian dan tidak dapat diperbaiki. Jika perusahaan sangat meyayangkan mesin dan tidak melihat sebagai sunk cost maka dia akan berusaha menggunakan mesin ini karena merasa telah membeli mesin dengan harga mahal. Pemaksaan penggunaan mesin yang sebenarnya tidak berguna ini malah akan kontra produktif karena tentu hasilnya tidak baik. Perusahaan lebih baik mempertimbangkan pembelian mesin baru dengan mengoperasikan lebih hati-hati.
Kemungkinan manajer produksi atau staf yang terlibat dalam pembelian yang menjadi sunk cost ini berusaha mempertahankan supaya barang tersebut digunakan karena menyangkut kredibilitas dia dalam memutuskan pembelian. Di sini peran akuntan harus memberikan wawasan supaya melihat pembelian ini sebagai sunk cost yang tidak perlu dipertimbangkan secara ekonomis dalam mengambil keputusan di masa depan. Tentu saja perusahaan dapat melihat sunk cost sebagai bagian pembelajaran untuk dapat memilih mesin yang baik di kemudian hari dan tentu hati-hati dalam pengoperasian di kemudian hari juga.
Kasus sunk cost yang lain adalah pembelian aplikasi yang mahal tetapi sulit diterapkan atau jika diterapkan akan menghambat kecepatan proses produksi. Atau juga pembelian barang mahal yang ternyata tidak bisa digunakan. Daripada kita menambah biaya menggunakan barang atau aplikasi yang tidak berguna lebih baik kita menyatakan sebagai sunk cost dan mencari barang atau aplikasi pengganti yang yakin bukan merupakan potensi sunk cost.
Kunjungi www.proweb.co.id untuk menambah wawasan anda.