Pada bagian akhir dari siklus produksi adalah cost accounting atau akuntansi biaya. Pada akuntansi biaya ini memiliki tujuan
- Menyediakan informasi untuk kepentingan manajemen dan operasional
Pada tahap ini sistem informasi akuntansi harus dapat menyediakan data operasional secara realtime. Tentu saja data real time ini juga harus terintegrasi dengan data akuntansi misalnya saat penyerahan barang dari raw material ke gudang produksi menjadi work in process.
Perusahaan dapat menjalankan job order untuk proses produksi yang dibagi dalam batch atau job. Untuk batch ini adalah proses produksi yang dibagi dalam batch-batch dan hasilnya sebagai produk yang dapat dihitung nilai inventorinya. Untuk job ini proses produksi dibagi ke semacam project-project di mana akan diakumulasikan biayanya.
Ada juga process costing di mana proses produksi berjalan terus-menerus tanpa dibagi dalam batch-batch maupun job-job. Sebagai contoh adalah proses produksi pembuatan botol-botol yang sama.
- Menyediakan informasi yang akurat mengenai biaya produk yang akan digunakan dalam strategi harga
Melalui job order dan process costing akan dihasilkan unit cost dari setiap produk. Pada penentuan unit cost ini akan menghitung bahan baku langsung atau direct material, tenaga kerja langsung atau direct labor cost, dan penerapan manufacturing overhead.
Dengan menyajikan informasi yang akurat maka departemen pemasaran dapat melakukan strategi harga yang tepat sesuai situasi pasar dan tetap memberikan keuntungan bagi perusahaan.
- Menghitung nilai inventory dan COGS (Cost of Goods Sold)
Dengan menggunakan sistem informasi akuntansi yang terintegrasi dengan data operasional maka akan didapatkan informasi inventory baik bahan baku, barang dalam proses maupun barang jadi. Pada saat terjadi penjualan aka sistem informasi akuntansi akan membukukan COGS atau Cost of Goods Sold
Kunjungi www.proweb.co.id untuk menambah wawasan anda.
Akuntansi biaya pada siklus produksi