Kita tahu bahwa kas adalah nafas perusahaan. Perusahaan dapat menjalankan perusahaan dengan kas bukan dengan pendapatan. Dalam membayar tagihan supplier, membayar gaji pegawai, membayar tagihan listrik, membayar tagihan telepon, membayar tagihan internet maupun membayar pajak kepada pemerintah semua itu dilakukan dengan kas. Dengan demikian maka perusahaan harus memperhatikan arus kas masul sebagai bagian akhir dari pendapatan.
Kita sudah mempelajari mengenai revenue cycle mulai dari sales order entry, shipping, billing hingga cash collection. Antara billing hingga cash collection ini akan menciptakan account receivables atau AR atau dalam bahasa Indonesianya piutang.
Perusahaan biasanya sangat memperhatikan profit perusahaan atau sangat memperhatikan keuntungan perusahaan. Itu tentu hal baik tetapi terlalu memperhatikan keuntungan perusahaan tetapi tidak memperhatikan piutang sangat membahayakan perusahaan karena bisa jadi secara laporan keuangan perusahaan sangat untung tetapi sedikit arus kas masuk, perusahaan kekurangan kas untuk membayar tagihan dan operasional perusahaan terganggu. Oleh karena itu kita harus memperhatikan piutang pelanggan.
Dalam menganalisa piutang pelanggan, seorang akuntan biasanya membagai kategori piutang dengan umurnya sesudah jatuh tempo. Bagian keuangan dan akuntan perusahaan akan mengelompokkan piutang pelanggan ke dalam kategori umur piutang:
a. 0-30 hari
b. 31-60 hari
c. 61-90 hari dan
d.lebih dari 90 hari.
Dari analisa umur piutang tersebut kita dapat menentukan langkah-langkah yang lebih strategis ke depan dalam mengupayakan penagihan yang lebih maksimal sehingga arus kas masuk perusahaan lebih baik. Perusahaan dapat mengevaluasi pemberian kredit yang diberikan kepada pelanggan-pelanggan dan memberikan pengetatan kredit untuk pelanggan-pelanggan tertentu untuk memperkecil potensi kredit macet.
Kunjungi www.proweb.co.id untuk menambah wawasan anda.