Kita telah membicarakan mengenai MRP (Material Requirements Planning) dan JIT (Just In Time) inventory. Dengan MRP kita akan merencanakan proses produksi dan pergerakan inventory berdasarkan perkiraan penjualan, dengan JIT kita akan merencanakan proses produksi dan pergerakan inventory berdasarkan pesanan pelanggan secara faktual. Kedua cara ini dapat disatukan untuk memberikan arahan mengenai perencanaan pembelian, perencanaan produksi dan perencanaan barang yang akan dijual kepada pelanggan-pelanggan.
Kita juga telah belajar mengenai stok yang aman untuk mengantisipasi penjualan barang kepada pelanggan. Jumlah stok yang aman ini kemudian kita sebut dengan safety stock. Dari safety stock dan jeda waktu pengiriman dari supplier kita juga telah belajar mengenai reorder point atau jumlah yang menunjukkan kita harus segera membeli persediaan agar kita dapat memproduksi atau menjual kembali kepada pelanggan-pelanggan kita.
Jumlah reorder point ini kemudian akan kita bandingkan dengan kuantitas available yang bisa dijual kepada pelanggan. Tentu saja akan menghitung stok fisik dan juga stok yang sudah dipesan pelanggan dalam sales order. Jika kuantitas available ini sama atau di bawah reorder point maka berarti kita perlu membeli kembali dengan proses bisnis purchase request.
Sistem informasi akuntansi dapat membuat proses bisnis perusahaan lebih otomatis dengan menjalankan purchase request ini secara otomatis. Di sini sistem informasi akuntansi akan menjalankan purchase request secara otomatis dalam proses bisnis auto purchase request.
Tentu saja jumlah yang diset dalam reorder point harus menperhatikan biaya lain sehingga memenuhi EOQ atau Economic Order Quantity. Dengan memperhatikan EOQ maka kita dapat melihat biaya inventory secara menyeluruh.
Kunjungi www.proweb.co.id untuk menambah wawasan anda.