Kita telah mempelajari mengenai VMI (Vendor-Managed Inventory) yang akan memberikan kepastian kepada vendor mengenai target penjualan kepada perusahaan kita, memberikan arahan kepada vendor untuk merencanakan produksi dan tentu saja memberikan harga yang bagus kepada perusahaan kita. Dengan demikian maka strategi VMI ini merupakan salah satu strategi untuk mengurangi biaya inventory. Dengan mengurangi biaya inventory maka kita juga lebih leluasa menentukan harga jual dan memberikan kesempatan kepada perusahaan untuk berani menghadapi persaingan pasar.
Strategi lain untuk menekan biaya inventory adalah dengan melakukan reverse auction. Secara mudah kita memahami reverse auction sebagai pelelangan terbalik. Apakah yang dimaksud dengan reverse auction atau pelelangan terbalik ini ?
Biasanya pelelangan digunakan dalam penjualan barang. Pembeli-pembeli dikumpulkan dan mulailah calon-calon pembeli menawar harga. Satu calon pembeli akan menawar dengan nominal tertentu, calon pembeli lain akan menawar dengan harga lebih tinggi demikian seterusnya sampai dicapai harga tertinggi dalam waktu yang telah ditentukan. Inilah pelelangan normal yang terjadi pada penjualan.
Untuk pelelangan terbalik atau reverse auction ini maka perusahaan akan mengundang vendor-vendor untuk memberikan penawaran harga kepada perusahaan. Di sini perusahaan akan mencari vendor yang menawarkan harga terendah. Jadi dalam reverse auction ini perusahaan memilih harga terendah untuk menekan biaya inventory, meraih keuntungan lebih besar dan lebih leluasa menentukan harga untuk menghadapi persaingan pasar.
Tentu saja perusahaan tidak boleh hanya mempertimbangkan harga saja dalam pengadaan inventorinya. Karena bisa saja harga murah tersebut memiliki kualitas yang murah saja. Dengan demikian tidak semua barang bisa dilakukan dengan tender harga atau reverse auction. Di sini hanya barang-barang yang bersifat komoditas saja yang bisa dilakukan dengan reverse auction.
Kunjungi www.proweb.co.id untuk menambah wawasan anda.