Untuk supermarket-supermarket yang besar mungkin memiliki inventory turnover atau perputaran yang cepat. Untuk menekan stockout cost dan juga biaya pembelian maka perusahaan dapat bekerjasama dengan vendor atau supplier untuk dapat melihat stock perusahaan dan langsung mengisinya sesuai target penjualan perusahaan. Dengan demikian vendor akan memantau stock perusahaan dan mengisinya sesuai dengan kesepakatan dengan perusahaan. Vendor akan melakukan manajemen inventory-inventory tertentu yang menjadi tanggung jawabnya. Cara pengadaan inventory ini disebut VMI yang merupakan kependekan dari Vendor-managed Inventory.
Untuk mewujudkan kerja sama ini pertama-tama tentu ada kesepakatan antara perusahaan dengan vendor mengenai barang yang akan dibeli, komitmen jumlah barang yang akan dibeli dalam periode tertentu dan harga yang telah disepakati dan mengikat sepanjang periode tersebut.
Pada sistem informasi akuntansi kesepakatan ini kemudian kemudian dimasukkan sebagai purchase order. Sebagai bagian lanjutan dari tindak lanjut purchase order maka vendor akan mengirimkan barang pertama sesuai kesepakatan. Vendor kemudian dapat membuat purchase receive sendiri yang tentu perlu ada approval dari perusahaan. Jumlah barang yang dikirim ini lebih kecil dari jumlah yang ada di purchase order karena vendor akan mengirimkan barang berkali-kali sesuai jumlah stock yang dipantau pada sistem informasi perusahaan.
Pada periode tertentu vendor dapat mengirimkan invoice sesuai pengiriman-pengiriman yang telah dilakukan. Perusahaan kemudian membayar tagihan ini dan lengkaplah siklus pembelian dengan strategi VMI (Vendor- Managed Inventory) ini.
Kunjungi www.proweb.co.id untuk menambah wawasan anda.